Description
Siapa yang ingin bertambah tua? Hampir tak seorangpun mau.
Mungkin beberapa orang berharap tahun-tahun itu cepat berlalu. Ada anak berusia empat belas tahun yang ingin sekali bisa mengendarai mobil. Ada anak berusia tujuh belas tahun yang tidak sabar untuk meninggalkan rumah dan mandiri. Bahkan ada anak berusia lima puluh tiga tahun yang berharap bisa pensiun dini pada usia lima puluh lima tahun. Setelah usia dua puluh lima tahun atau lebih, sebagian besar dari kita takut akan ulang tahun yang terus bertambah.
Kita tidak didorong oleh sebuah budaya yang memperlakukan masa muda sebagai masa yang penuh dengan keindahan, kelenturan, dan kebebasan. Siapa yang ingin tumbuh di tempat seperti itu? Tidak heran jika orang tua sering digambarkan sebagai sebuah lelucon, dan prospek usia tua tampak seperti sebuah kutukan. Jika kita tidak dapat menghindarinya, setidaknya kita dapat mencoba menundanya selama mungkin.
Tidak semua budaya memuja kaum muda seperti budaya Barat. Dalam masyarakat di mana tradisi sangat penting, orang tua dihormati sebagai pemelihara sejarah dan pengetahuan. Dalam pandangan mereka, peran orang tua adalah untuk meneruskan cerita-cerita lama kepada yang muda.
Bahkan orang yang paling terobsesi dengan awet muda pun harus mengagumi orang-orang tua karena daya tahan mereka. Kurang lebih seabad yang lalu, kebanyakan orang tidak “menjadi tua dan mati”, sebaliknya, kebanyakan orang mati muda. Mencapai usia tua adalah tanda kemurahan Tuhan dan ketabahan seseorang, karena telah melalui begitu banyak hal dan bertahan.
Saat ini (setidaknya di Barat) semakin banyak dari kita yang bertahan hidup, dan kita bertahan lebih lama. Berabad-abad yang lalu, Alkitab menuliskan bahwa “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun” (Mzm. 90:10). Sekarang, ada banyak sekali orang yang hidup sampai usia seratus tahun. Saat kami menulis panduan PA ini, ada orang-orang yang masih hidup yang umurnya telah melampaui abad kesembilan belas, kedua puluh dan kedua puluh satu. Yang lebih luar biasa lagi, banyak dari mereka yang masih aktif menikmati hidup.
Kita telah membuat langkah besar menuju kehidupan fisik yang lebih panjang dan lebih sehat. Kita menjadi lebih tua, dan mungkin kita lebih pintar.
Apakah kita menjadi lebih bijaksana?
Harapan hidup telah diperpanjang, tetapi Alkitab menyatakan bahwa sifat dasar manusia tidak berubah. Dalam pelajaran Alkitab di buku ini, Anda akan menemukan contoh-contoh orang yang menjadi lebih tua dan lebih bijaksana, dan contoh-contoh orang yang, ya, hanya sekadar bertambah usia. Anda akan menemukan orang-orang yang lebih tua yang seharusnya mendengarkan orang yang lebih muda dan sebaliknya. Anda akan menemukan ekspresi ketakutan dan harapan yang jujur seiring bertambahnya usia dan kematian yang semakin dekat. Melalui semua kisah ini, Anda akan menemukan keteguhan Tuhan.
Entah kita menganggap diri kita “muda” atau “setengah baya” atau “lansia” atau tidak mau menyebut usia sama sekali, kita akan bertumbuh semakin bijaksana ketika kita merenungkan dan menerapkan kebenaran Alkitab yang tak lekang oleh waktu. Allah telah menciptakan kita untuk diri-Nya sendiri, dan kelangsungan hidup secara fisik bukanlah tujuan tertinggi kita. Tidak peduli berapa tahun yang kita kumpulkan di bumi ini, kita ditawari karunia-Nya berupa kehidupan kekal di dalam Kristus. Semoga kita menghabiskan tahun-tahun kita di sini, entah sedikit atau banyak, untuk bertumbuh semakin bijaksana dan menjadi semakin serupa dengan-Nya.
Reviews
There are no reviews yet.