Pelayanan literasi seumpama sebuah jembatan, yang menghubungkan manusia dari pengetahuan kepada gerakan pelayanan yang menyatakan Kerajaan Allah. Untuk itulah, Pelayanan literasi yang dilakukan oleh Literatur Perkantas Jatim dinamai BRIDGE (Jembatan).
Kegiatan Pengembangan Literasi yang dikerjakan adalah sebuah misi untuk menciptakan budaya di mana membaca dan menulis menjadi disiplin rohani—yang mengarah pada pertumbuhan rohani dan kasih kepada Tuhan. Pesan ini disampaikan dengan kuat saat Kak Ria Agustina, Staf Lieratur Perkantas Jatim, memberikan pelatihan literasi pada 17 April 2025 di rumah Persekutuan Perkantas Bali di Denpasar. Dalam pelatihan literasi ini, ada 20 mahasiswa (PMK Kota dan ketua-ketua kampus) dan 5 staf Perkantas Bali yang bergabung.
Kegiatan seperti ini baru pertama kali diadakan oleh Perkantas Bali, dan bersyukur, mereka merespons dengan sangat positif. Teman-teman mahasiswa juga antusias ketika melakukan latihan membuat Cermin—cerita mini—yaitu latihan menulis dengan cara yang sederhana seperti melihat hal-hal yang terjadi di sekitar diri dan hidup kita. Kak Remi sebagai Pimpinan Cabang Perkantas Bali sangat bersyukur dan berharap adik-adik mahasiswa akan membawa semangat menjadikan kegiatan membaca dan menulis untuk menjangkau rekan-rekan mereka di kampus.
Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi jembatan menuju gerakan pemuridan dan misi yang lebih efektif dengan menyediakan wadah berpikir dan berkarya. Bersyukur untuk respons positif dari pelayanan mahasiswa di sana. Harapannya, kegiatan ini juga mendorong mereka untuk bisa mengadakan baca bersama sebagai alternatif kegiatan di kampus selain PD, serta memunculkan kelompok-kelompok baca yang diisi oleh mahasiswa-mahasiswa yang mau terus bertumbuh. Doakan supaya benih ini bisa dilanjutkan oleh pelayanan di Perkantas Bali.
Sementara itu, pada tanggal 18 April juga diadakan Temu Pembaca dengan para pembaca setia buku-buku Literatur Perkantas Jatim di Bali. Temu Pembaca menjadi ajang temu onsite bagi teman-teman pembaca setia dan follower Literatur Perkantas Jatim. Dihadiri sekitar 14 orang, Kak Ria mengajak teman-teman pembaca untuk berdiskusi tentang hambatan-hambatan yang mereka hadapi ketika membaca. Kegiatan ini dilakukan dengan santai dan intim di Rumah Momo, sebuah kafe buku yang menarik di tengah kota Denpasar. Di akhir kegiatan, Kak Ria mengajak teman-teman pembaca merefleksikan bahwa “Orang Kristen pertama-tama haruslah seorang yang gemar membaca Alkitab”.
Kita boleh tidak membaca buku, tapi harus membaca Alkitab, dan percaya bahwa Allah Roh Kudus akan menolong kita untuk melihat dalam terang Roh-Nya, dan dalam terang yang menyelamatkan dan mengubah hidup; dan inilah yang memberi kita persekutuan dengan Allah. Doakan untuk rekan-rekan pembaca Bali yang mendapat sharing visi dari Literatur Perkantas Jatim untuk dapat membentuk komunitas membaca di lingkungan mereka masing-masing. (RA)