“Membaca dapat membantu kita untuk melihat dunia.”
Beberapa remaja terlihat antusias memasuki ruangan di rumah pemberdayaan CU Prima Danarta. Mereka tengah bersiap mengikuti pelatihan literasi. Kak Yemima Galih Pradipta, sebagai pembicara dari Literatur Perkantas Jatim, membuka percakapan dengan pertanyaan “Apa arti literatur bagi kalian?” Beberapa peserta membagikan pandangan mereka.
Kak Yemima membukakan dari kisah tentang Elisa yang berdoa pada TUHAN agar Ia berkenan membuka mata bujangnya (2 Raj. 6:17). Lantas, apa hubungannya dengan membaca?
“Membaca dapat membantu kita melihat hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh kita. Tuhan bisa membukakan pikiran kita ketika kita membaca buku. We learn, unlearn, and unlearn.” Bagian ini yang menjadi tema utama ketika Kak Yemima menyampaikan seluruh rangkaian pelatihan literasi bersama siswa dan mahasiswa Perkantas Jember. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 14 Juni 2025 yang diikuti 13 orang peserta. Tujuan dari acara ini adalah untuk melatih dan membangun budaya literasi (baca-tulis) di kalangan siswa-mahasiswa di Jember.
Dalam pelatihan ini, Kak Yemima memberikan pemahaman kepada peserta bahwa membaca dapat dilakukan dengan teliti dan kritis, sehingga kemampuan berimajinasi makin terasah. Membaca bukan hanya untuk mendapatkan pengetahuan baru saja, tetapi juga sarana agar pembaca dapat berbicara dengan penulis buku.

Peserta membaca buku sebelum menulis tulisan refleksi
Yoel, salah satu siswa yang mengikuti kegiatan tersebut mengatakan bahwa materi yang disampaikan oleh pembicara cukup mudah untuk dipahami. Benedicta, peserta mahasiswa berkomentar. “Pembicara mampu menyampaikan materi dengan baik dan dapat menciptakan suasana belajar yang interaktif. Pelatihan ini membantu saya untuk mengembangkan kemampuan literasi dengan lebih terstruktur dan juga membantu saya untuk lebih percaya diri untuk mengekspresikan ide dalam bentuk tulisan.”
Setelah materi yang disampaikan oleh pembicara selesai, peserta diajak untuk berlatih menulis refleksi dari buku bacaan yang ada. Peserta memilih buku bacaan yang tersedia sesuai dengan minat mereka, kemudian menuliskan refleksi dari buku yang telah dibaca dalam media Padlet. Setelah itu, peserta diminta membagikan hal-hal yang dinikmati atau didapatkan selama sesi pelatihan, serta mengunggahnya di akun Instagram pribadi. Dalam sesi pelatihan ini, ada 2 peserta yang berkesempatan mendapat apresiasi karena hasil refleksi buku yang cukup baik, yaitu Darlene (siswa) dan Sebastian (mahasiswa).
Pada sore hari, tepatnya pukul 18.00 WIB di Kafe Kopixel, Kak Yemima berkesempatan untuk bertemu dengan beberapa alumni Perkantas Jember dan pembaca buku Literatur Perkantas Jatim dalam acara “Temu Pembaca Jember”. Di kegiatan ini, Kak Yemima mengajak para peserta untuk berbagi tentang pengalaman mereka soal membaca terutama dalam konteks alumni yang sudah bekerja.
Seorang peserta, Bu Happy, juga berbagi tentang kerinduannya agar lebih banyak lagi komunitas membaca dan komunitas menulis bagi orang-orang Kristen. Sebagai penulis, Bu Happy melihat sendiri bagaimana komunitas-komunitas menulis dipenuhi oleh orang-orang di luar Kristen yang antusias untuk menerbitkan buku.
Kami bersyukur untuk kegiatan-kegiatan literasi ini, karena makin menggugah Literatur Perkantas Jatim, khususnya Rima Rilis, agar terus bersemangat mengerjakan visi pengembangan literasi bagi orang-orang Kristen di Indonesia. Kiranya visi pengembangan literasi yang dibawa Rima Rilis juga ditangkap dan ditularkan oleh para siswa, mahasiswa dan alumni di Perkantas Jember. Tuhan memberkati. (C/WRW/YGP).